Teladan Pasar Madinah Dalam Sistem E-Commerce

Published: April 29, 2020, 3:42 a.m.

b"Dunia bisnis dan dunia ritel itu tidak friendly pada pengusaha muda yang berasal dari golongan ekonomi menengah --apalagi bawah. Paling tidak, di zaman dulu begitu lah sifatnya. \\xa0\\nBagaimana tidak? Modal besar yang dibutuhkan di depan ketika hendak membangun titik penjualan. Sistem, dan aturan-aturan yang berlaku dalam bidang ritel seperti sistem consignment, perebutan posisi shelf/rack/lokasi favorit di modern market dan mall. Sistem jaminan yang dibutuhkan untuk meminjam modal usaha. Bahkan sistem MOQ (Minimum Order Quantity) ketika melakukan pemesanan barang --jelas bukan dirancang untuk pengusaha yang berasal dari latar belakang keluarga menengah ke bawah. \\xa0\\nTapi ada suatu hal yang berbeda ketika saya memulai bisnis dalam dunia e-commerce. Dunia bisnis digital ini ternyata membawa sifat-sifat luhur yang, sengaja tidak sengaja, sangat sesuai/comply dengan sistem perdagangan yang dirumuskan oleh Nabi Muhammad SAW --14 abad yang lalu di Madinah. Sistem yang dibangun di atas keahlian dan spesialisasi sahabat-sahabatnya ini ternyata sangat 'futuristik' dan 'universal'. \\xa0\\nSaya menyadari itu ketika beberapa waktu yang lalu saya membaca artikel ekonomi mengenai 'Pasar Madinah' oleh Dr. Tiar Anwar Bachtiar. Nilai-nilai universal 'rahmatan lil alamin' dalam sistem perdagangan islam, seperti: \\xa0\\na. Perdagangan berbiaya rendah \\nb. Tidak membebani dengan pajak-pajak di muka \\nc. Tidak ada monopoli terhadap posisi/bidang strategis \\nd. Transaksi harus transparan dan adil \\ne. Resiko yang harus terukur \\nf. Keberadaan aturan dan lembaga pengawas yang kuat, \\xa0\\xa0\\nternyata hidup dalam sebuah sistem bisnis baru yang kita kenal sebagai e-commerce. \\xa0\\nKetika saya telisik, berdasarkan pengalaman saya sebagai bootstraper serial businesman, ternyata nilai-nilai universal islam ini tumbuh lebih subur di sistem e-commerce --dibandingkan di sistem bisnis konvensional offline. \\xa0\\xa0\\nPemikiran Dr. Tiar Anwar Bachtiar ini saya petakan menjadi skema visual untuk membantu saya membuka menguak konsep indah di dalamnya dan bulan Ramadan ini saya buatkan menjadi video 50 menit --lalu saya upload podcastnya di sini. \\xa0\\xa0\\nTeman berpikir sambil menunggu waktu shubuh atau adzan maghrib bagi rekan-rekan pengusaha muslim muda di Indonesia :) \\xa0Btw, saya tidak kenal Dr. Tiar Anwar Bachtiar. Jadi sekalian ingin mengucapkan terima kasih pada beliau yang melalui tulisannya telah membukakan wawasan saya di bidang ini.\\n\\nYang mau liat versi asli Youtube-nya bisa langsung menuju TKP di sini >> \\xa0https://youtu.be/sXQWru4qtxw\\n\\n--- \\n\\nSend in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/ngobrolbrandlokal/message"