b'
Eps 10 - Di Kota ini
\\nDi kota ini, pada awalnya kita hanya sama-sama saling menggantungkan nasib, untuk sebuah kehidupan yang kita percayai akan lebih baik dari kota kelahiran kita.
\\nBekerja dari pagi hingga menjelang pagi lagi, bergelut dengan kesibukan. Bersua dengan puluhan hingga ratusan manusia setiap harinya, menjadi bagian dari perjalanan kita menempuh harap.
\\nHingga pada akhirnya, Tuhan mulai menjalankan takdir yang telah ia tulis untuk kita. tentang pertemuan dan perkenalan. saling memberi energi pengharapan, yang tumbuh dari mulai kecil sekali, hingga makin lama makin besar, lalu semakin lama semakin jauh.
\\nWaktu berlalu, nasib terus di adu di kota yang kecil ini. sedikit keras dengan banyaknya dominasi manusia-manusia hebat lainnya. Padamu, apa yang kusebut sebagai cinta tak lebih tegar dari setetes embun yang berhastrat meretaki bebatuan, tak lebih khusyuk dari doa-doa yang kuisyaratkan dalam munajat-munajat hening pengharapan.
\\nDan oleh sebab kita manusia, hati kita bereaksi untuk saling menerima, berharap jatuh cinta hingga Tuhan Meridhoi semua proses ini dan berbuah akad di hadapan penghulu.
\\nTapi ternyata kenyataan berbeda, sumpah bersama yang terucap justru berbuah kepahitan. patah hati, juga tangis mewarnai perjalan hidup kita di kota ini.
\\nPada akhirnya kau memilih pergi meninggalkan kota ini, bersama dengan ku yang juga pada akhirnya seperti kehilangan harapan tentang masa depan indah yang sudah terancang dalam kepalaku sejak kikuk jumpa pertamamu denganku.
\\nTernyata, kita manusia hanya bisa berencana. melibatkan Tuhan di dalamnya, sembari berharap semestanya merestui. rupanya, kita gagal saling menguatkan hati, dalam perjuangan menempuh harap dan duri penghidupan.
\\nPada akhirnya, ternyata kau hanyalah singgah yang tak dapat ku sanggah.
\\nPengisi Suara: Tuan
\\nPenulis: Tuan
\\n\\n--- \\n\\nSend in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/potret1/message'